Duty Manager Garuda Indonesia di Jeddah Ronny Pinnatoan mengatakan, pesawat buatan konsorsium Eropa yang dicarter dari Kanada itu mengalami gangguan teknis setelah transit dan mengisi ulang bahan bakar di Batam. ”Namanya juga gangguan teknis, bisa terjadi kapan saja,”kata Ronny.
Menurut dia, penerbangan ke- 86 jamaah haji Indonesia dari berbagai bandara embarkasi di Indonesia atau kloter ketujuh dari Embarkasi Ujungpandang tersebut mengalami gangguan pada sistem akselerasi unit (APU) saat mengisi bahan bakar di Batam. Pada saat mesin dihidupkan setelah pengisian ulang bahan bakar,teknisi mendeteksi terjadi gangguan teknis pada APU,sehingga penumpang diturunkan kembali dan dibawa ke ruang tunggu Bandara Hang Nadim.
Setelah diperbaiki, pesawat dinyatakan layak terbang dan diberangkatkan kembali menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Dengan begitu,keterlambatan sekitar lima jam dari jadwal kedatangan semula yakni dari pukul l8.30 menjadi pukul 23.27 tidak dapat dihindari. Akibatnya, penumpang yang rata-rata sudah berusia lanjut tersebut mengalami kelelahan karena penerbangan yang lama, yakni sekitar l7 jam di udara.
Di tempat terpisah,Kepada Daker Jeddah Subhan Cholid mengatakan, pesawat yang mengangkut jamaah haji asal Makassar tersebut mendarat dengan baik dan semua penumpang selamat.“Alhamdulillah. Dengan alasan keselamatan lebih baik ditunda keberangkatan,” katanya menanggapi keterlambatan empat jam pesawat tersebut. (boy iskandar/ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar