Rabu, 31 Oktober 2012

1. Hubungan interaksi sosial (Mrs.Mila)


Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan.
Interaksi sosial akan berlangsung apabila seorang individu melakukan tindakan dan dari tindakan tersebut menimbulkan reaksi individu yang lain. Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih saling berhadapan, bekerja sama, berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan pertikaian.
Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
a.       Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung (face to face) maupun tidak langsung atau sekunder. Yakni kontak sosial yang dilakukan melaui perantara, seperti melalui telepon, orang lain, surat kabar, dan lain-lain. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
b.      Adanya Komunikasi Sosial
yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.
Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)        Pelaku lebih dari satu orang
2)        Adanya komunikasi di antara pelaku
3)        Adanya tujuan mungkin sama atau tidak sama antar pelaku
4)        Adanya dimensi waktu

Contoh bentuk interaksi sosial.
  • Interaksi antara individu dan individu 

Individu yang satu memberikan pengaruh , rangsangan \ Stimulus kepada individu lainnya . Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan , saling menegur , bercakap – cakap \ mungkin bertengkar .
  • Interaksi antara kelompok dengan kelompok

Hubungan ini mempunyai ciri-ciri khusus berdasarkan pola yang tampak. Pola interaksi antar kelompok dapat terjadi karena aspek etnis, ras, dan agama, termasuk juga di dalamnya perbedaan jenis kelamin dan usia, institusi, partai, organisasi, dan lainnya.


(CODE II) PART 1. Assimilation in Indonesia (Article)


Asimilasi Budaya Katholik


Terdapat suatu kebiasaan kontroversial dari Gereja Katolik yang melakukan asimilasi atau penyatuan kebudayaan antara budaya Gereja dengan budaya lokal dimana pada berbagai belahan dunia dengan kebudayaan yang berbeda masih mengikuti kebudayaan tradisional mereka walau mereka telah menganut agama Katolik.
Seperti halnya profil misionaris Kiai Sadrach yang menyatukan budaya Kejawen dengan Kristen yang berakibat ia disebut masih setengah Kristen.
Tidak hanya itu, gaya kebudayaan lokal Gua Bunda Maria di negeri ini bahkan menjadi suatu bahan kontroversial karena didirikan dengan gaya candi yang seolah meniru situs sejarah purbakala Hindu. 



Diluar negeri, terdapat kasus kontroversial yang tak kalah ganasnya yakni penggambaran Yesus yang dikatakan mirip dengan tokoh dewa tertinggi Yunani bernama Zeus baik itu tampilan wajah maupun nama.



Patung Bunda Maria memangku bayi Yesus pun menuai kontroversi karena mirip dengan beberapa patung kebudayaan bangsa lain yang juga menggambarkan seorang ibu membopong bayi.


Yang paling terkenal adalah mengenai kontroversi hari Natal dimana yang disebut sebagai hari perayaan kelahiran Yesus Kristus tersebut konon tidak Alkitabiah karena tidak tercantum dalam Alkitab dan dianggap sebagai perayaan yang bersumber dari tradisi Romawi pra-Kristen yakni peringatan bagi dewa pertanian Saturnus: http://id.wikipedia.org/wiki/Natal#Tanggal
Sehingga seperti yang kita tau bahwa saat ini hari Natal dalam bahasa Inggris tidak lagi disebut Christmas melainkan X-mas.
Dan masih banyak lagi kontroversi dari hasil asimilasi kebudayaan Gereja Katolik. Bahkan di negeri Timur Jauh, seorang Uskup Tiongkok pun berdoa kepada Bunda Maria menggunakan dupa atau hio seperti yang pernah dicantumkan pada artikel ini: Sejarah Perkembangan Agama Katolik di Tiongkok.

Bagi para non-Kristen, asimilasi budaya ini banyak yang disebut sebagai pelecehan kebudayaan lokal karena mencampurkan antara agama dengan budaya setempat. Adapula yang mengatakan sebagai proyek Kristenisasi. Tak jarang pula ada yang mengatakan munafik karena terpaksa mengikuti budaya lokal demi menarik perhatian penduduk lokal.

Sementara bagi para Kristen Protestan, asimilasi budaya ini dipandang sebagai sifat sirik terhadap agama karena menggunakan cara-cara kebudayaan lokal non-Kristen yang dianggap sebagai penyembahan berhala lokal sehingga menuai anggapan bahwa bukannya menyelamatkan malah terlibat dalam kesesatan.

Namun para Katolik sendiri berpendapat, secara tak sadar strategi asimilasi kebudayaan tersebut telah menggiring orang-orang dengan kebudayaan yang berbeda kepada ajaran Kristus.

Tuhan menciptakan keragaman dunia disetiap bagiannya sebagai pancaran keindahan dari karyaNya. Maka dari itu suatu agama tentunya tidak akan melenyapkannya karena itu merupakan ciptaanNya yang wajib dijaga. Coba saja pikirkan, andaikata Gereja Katolik membawakan agamanya sesambil membawakan kebudayaan Romawi secara mentah-mentah keseluruh belahan dunia tentunya dunia tak akan berwarna lagi.

Tuhan pun nyatanya menurunkan ajaran-Nya juga tidak dengan memandang ataupun menyamakan kebudayaan lokal. Buktinya ajaran-Nya tak hanya menyebar di daerah Kanaan untuk orang Yahudi pula namun juga menyebarkan pada belahan dunia lain misalnya pada daratan India sebagai agama Hindu dan Buddha.

Cara asimilasi budaya ini justru sangatlah Alkitabiah, buktinya lihat saja cara penyebaran ajaran-Nya yang dilakukan oleh Yesus kepada orang Samaria tanpa sedikitpun memperkenalkan budaya asli Yahudi terhadap mereka. Begitupun ketika Paulus menyebarkan ajaran Kristus disekitaran Laut Mediterania yang juga tak satupun budaya baik itu budaya Romawi ataupun Yahudi kepada daerah yang diajarankan olehnya.

Ketahuilah bahwa Kristen bukan sebuah kepemihakan, bukan juga sebuah agama baru yang hadir didunia ini, maka anda tidak akan meributkan cara ritual atau upacara apapun didalam gereja.

Kebenaran masuk kedalam masyarakat pada jaman lampau melalui budaya mereka, bukan mengenalkan budaya baru. Sebab budaya adalah karya manusia dan ketika Katolik sedang menggunakan kebudayaan itu maka mereka sedang menunjukan rasa hormat. Saat mereka mengenal sosok yang mereka sembah sebagai Tuhan, sebagai penguasa dan pencipta alam semesta ini, mereka tidak mengenal siapa Tuhan, tetapi mereka memiliki rasa takut dan tunduk kepada Tuhan yang tidak mereka kenal. Mereka bisa menyebut dengan berbagai nama, dengan berbagai sebutan dan mendefinisikan sifatnya dan kehendaknya berdasarkan pengalaman. Saat misionaris datang, mereka dikenalkan siapa Tuhan itu sebenarnya, bahwa ia telah menjadi manusia untuk membuka jalan bagi kita. Selanjutnya mereka tetap menggunakan tradisi mereka dalam menghormati Tuhan, tetapi kali ini mereka telah mengenal siapa Dia dan siapa nama AnakNya.

Gereja tidak membawa tradisi baru, tidak membaca cara baru dan budaya baru dalam beribadah. Sebab cara ibadah yang kita pakai sekarang ini merupakan jiplakan dari cara ibadah dari budaya bangsa lain. Beberapa mungkin dapat menerima beberapa lagi merasa canggung dan menyebutnya agama Barat.

Tuhan itu bersifat universal, Yesus itu datang untuk manusia seluruh dunia dengan berbagai suku dan bangsa. Ia datang bukan membawa tatacara ibadah dan ritual yang baru, tetapi Ia datang untuk menyatakan diriNya kepada kepunyaanNya. Dengan berbagai gaya, sikap, kebudayaan, kebiasaan dan adat masing-masing bangsa diseluruh dunia bertekuk lutut menyembahNya dan melakukan kebenaran didalam namaNya.

Beberapa bukti mengenai kemiripan tersebut adalah salah satu dari usaha gereja Katolik untuk masuk dalam kehidupan masyarakat dan mengenalkan Yesus melalui adaptasi budayanya sendiri. Mungkin anda mengkritiknya, tetapi mungkin ia telah membawa banyak orang kepada Kristus dan telah membimbing orang didalam kebenaran, sedangkan beberapa orang yang mengkritiknya mungkin juga satukalipun mereka belum pernah membuka mulut tentang Kristus kepada mereka yang belum mengenal siapa Tuhan yang sebenarnya. Bicara itu mudah, tetapi saat kita berada ditengah masyarakat asing, bisakah kita lantang juga?

Dan dari hasil asimilasi ini pun justru untuk memerangi kebudayaan sirik lokal kepada Tuhan karena Gereja Katolik kemudian menggantinya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menyingkirkan segala kesirikan dari budaya tersebut. Seperti halnya mengenai kontroversi hari Natal, di sebuah buku konon Gereja Katolik sengaja menempatkan hari raya tersebut pada tanggal yang sama dengan hari perayaan dewa Yunani tersebut justru tidak untuk merayakan pula hari raya dewa itu namun justru untuk melancarkan serangan suci terhadap penyembahan berhala agar seseorang tidak lagi merayakan hari tersebut karena memiliki perayaan pengganti dari agama barunya yang tak kalah pentingnya untuk dirayakan. Hanya saja mereka kemudian tau bahwa yang disembah bukan patungnya sebab wujud patung hanya sebagai visualisasi. Yang mereka sembah ialah Yesus yang hidup.


sumber : http://worldpeace8281.blogspot.com/2012/07/asimilasi-budaya-katolik.html

  • My opinion about this article !! I think in this world everyone has their own beliefs against god. all different faiths is not a barrier the unity among religious communities. we are all the same in the eyes of God, and therefore we must be mutual respect between faiths. in this article shows that assimilation occurs in the first Catholic religious communities have Javanese culture now adheres to the Christian religion. at the core all beliefs should have a good purpose for one's life, and a mixture of culture with other cultures is not a barrier for someone to split apart.

Selasa, 30 Oktober 2012

(CODE II) Task 3.The relationship of assimilation


     3.What are the relationship between assimilation to the interaction of cultures?

Social interaction of human diversity. Depending on the needs of humanity, does require interaction with another individual or with other groups. In reality all the culture reflected a valuable and worthwhile. So close relationship between humans and human culture so that the essentially called cultural beings. In the end, there is also that is realized in the form of values ​​and behavior. Indonesia is a pluralistic society who experience cultural assimilation of culture anywhere. This occurs because the condition sosiografisnya trajectory located between the sources a very powerful culture. That is why  Indonesia in certain conditions known  (cultural shock) between rejecting or accepting the new culture and their own cultural traditions eliminate.

The forms of social interaction in the form of a reciprocal relationship between the individual and other individuals, between groups with groups, and between individuals and groups who are in the community. Forms of social interaction proves that humans are social beings. There will be an interaction of one of them if no one begin to interact.

(CODE II) Task 2.melting pot

2. Why does United States referred as melting plot?

America is called the melting pot because there are people from everywhere around the world, they have different cultures, different customs, but when they come to America, they are one, one nation.
Contrary to common belief, America is actually not a 'melting pot'. America is a 'salad bowl'. A melting pot implies that people who come into the society assimilate and adopt the standard of their new adopted society, contributing something along the way. A salad bowl implies that you hold onto your culture even after you arrive, and don't take on the characteristics of the new society, so that you have a mixture of a lot of different things, but you can still tell them apart like in a salad. Cheese fondue is made up of lots of different ingredients but you can't point and say "there's the white wine" the way you can say "there's the tomatoes and there's the celery" in a salad.
Another way of looking at America as a 'salad bowl' is because there are 'China Towns', 'Korea Towns', 'Little Ethiopia' to name a few. If you walk into 'China Town' (especially in San Francisco) it's like you almost really are in China itself.
Historically, the melting pot notion has not progressed in its entirety within U.S. society, due in part to the presence of structural barriers, including prejudice and discrimination, that have limited some immigrant and native-born minority persons from significant access to the resources and privileges of the dominant social group. Moreover, within the United States some ethnic people have actively chosen not to "give up" their native heritage and identity, despite their desires to participate successfully within the American economy.

(CODE II) Task 1. Assimilation


1. What do you know about assimilation and give the example?

Assimilation

Assimilation is a social process that occurs when there is a human faction with different cultural backgrounds, associate with each other directly in internsif for a long time so that the earlier cultures of each changed him into a mixture of cultures. Usually minorities are involved in a process of assimilation. Minorities changing characteristics of the elements of its culture and adapt to the culture of the majority so that the is slowly losing its own culture and personality into the majority culture. Mathematically the process of assimilation can be written: Aa + Bb + Cc = Dd meaning that ethnic groups A, B, and C as driving factors assimilation met, having melting cultural elements of ethnic groups a + b + c generate new cultural d , which previously did not exist in culture a, B, and D.
Factors that facilitate the assimilation:
1). Tolerance
2). Opportunities in the economy are balanced.
3). An attitude of respect for foreign culture.
4). Attitude that is open from the ruling class in society
5). Presence of cultural elements of the same
6). Marriages mixed
7). Existence of a common enemy from outside.
The factors that can inhibit the assimilation Another is as follows:
1). Isolated life
2). Lack of knowledge about the culture encountered
3). Feeling of fear of facing the power of a culture
4). Feeling that another group culture is superior or inferior, preferring
5). Difference in skin color and physical characteristics
6). Presence of in-group feeling
7). Happened disturbance of the majority against the minority
8). Existence of different interests and conflicts, both personal and group interests.

example of assimilation
  •  Many people has live in Jakarta, they are live with their family, brother or maybe they just alone live in there. In Jakarta not only the native of Jakarta but also has so many new settlers live in there. They mingle in the social community is through language. for example, A comes from Central Java and B is the original person who live in Jakarta. A always communicate with B, and the language they use very different, if like that so the communication between A and B can’t occured very well. To easier communication and understand each other then A slowly follow a language B and the native language A goes away by itself.
  • Besides the language, the food consumed by ethnic Chinese and Chinese are also different. Food of ethnic Chinese in Indonesia is different from the original start in China because it has been influenced by spices native to Indonesia are very sharp. In Indonesia there are foods such as rice cakes cap go meh, that does not exist in China, the food is as strong influences typical foods of Indonesia.
  • Chinese citizens in Singapore is also influenced by the Malays and Indians in Singapore. With Malay and Indian influences, be new foods in the typical Chinese citizens in Singapore as 'Carrot Cake', 'Fish Head Curry', 'Rojak' etc.